Tuhan Suka Puisiku Juga
Tuhan, suratmu t'lah sampai padaku segala rupa meledak di dada rasa ini pastilah bahagia tak menyangka, TUHAN suka puisiku juga malam datang kutarik nafas dalam-dalam, dalam tak sadar, dalam mulut lidah terus bergentayang duka hidupku luka jiwaku Tuhan angkat lalu Tuhan sembunyikan di balik rusuk awan ya terima kasih Tuhan! esok ketika mata baru terbuka dan ruh baru bergabung ke tubuh pula akan kubuatkan Tuhan satu roti mentega dengan kata-kata mutiara di atasnya mdmlg.230708Alhamdullilah
Menunggu Pesan Umbu
Umbu, tinggalkan aku secuil pesanmu
yang tiap baitnya adalah kalimat tua
bak warna purnama
yang menembus liang jiwa
Oh, barangkali ia tersangkut samudera
atau terbawa angin
dan mengendap dalam urat angkasa
Umbu, tingkalkan satu ayat saja
selipkan di bawah pintu muka
bila pagi memamerkan giginya
akan kubaca
sampai tak lupa
mlg.190708
080708 is Nice Time
buka mata, buka mata
pagi buta mari tertawa
jalan sudah ramai manusia
asap mengepul melompati nyawa
aku duduk bersama secangkir teh hangat
meningkahi dingin yang tak juga bosan
menyerahkan tubuhnya, padaku
Hei,
sepagi ini aku sudah bernyanyi
melepas gigil hati
Oee, the cranberries menyeruak di tengah dadaku
ode to my family penuhi pagiku
pagi buta aku sudah tertawa
mengumpulkan keping-keping tenaga
tuk waktu yang mungkin akan lama
mlgkademen.080708isnicetime
Debu di Dalam Mata Nenekku
ada debu di dalam matamu, nenekku
biar waktu telah memutar
namun mengapa detaknya
tertinggal di belakang
kemudian,
hujan abu runtuh di atas halamanmu, nenekku
masuk melewati pelipis jendela
teh hangat di atas meja riasmu
bersolek merah
seperti warna darah
mdmlg.070708
Lost in The Water
to hide from you
i put my soul under the sunset colour
and deep of the ocean
very slowly very poorly
my love, secretly i'm lost in the water
mdmlg.060708
Hamba Perawan Laut
hamba satu dari tujuh perawan laut
berlayar di temu malam
angin larut nasib tak surut
hamba diam saja menurut
suatu senja hamba nampak lelaki penjala
menebar cinta di atas ombak
parasnya indah di runtuhi peluh surya
O hati hamba terperanjat
degup jiwa mencuat
mengapa hamba di panjati cemas
rindu pada lelaki penjala
hamba jatuh ke dalam asing rasa
entah apa,
kini menggelitik
mengetik...
tanpa hamba dapat menampik
lancang kuning tiuplah hamba
rindu ini melaju
tak satu tuju
ketika siang meradang
diri hamba begitu riang
bersua kembali dengan lelaki penjala
namun,
mata hamba menjadi buta
ketika melihat jemari kanannya
melingkar sebuah bola surya
hamba jatuh ke dalam ruang kesunyian
pasir dan gelombang
mengapa engkau diam?
hamba butuh penopang
kini hamba miskin rasa
lancang kuning pulangkan hamba,
pulangkan hamba ...
kembali ke laut raya