Di Ribut Jakarta
jalan Bangka di ribut Jakarta
menendang nendang selokan
rumah rumah kecil di pinggir empang
menyambut ramah
tak malu meski tangannya basah
sementara ini aku hidup menjadi pembunuh, pak
dalam lambung ikan mati
aku mencabuti hari
kulihat tukang sol sepatu menggantung diri
karena dituduh meracuni kaki
di sesak metromini aku bergelayut bagai monyet kehilangan ingatan
debu, bau, panas, dan pekik keringat
bermusyawarah membangun daki
air liur begitu mahal
lorong kering
jauh hujan apalagi petir
jalan Bangka dalam rahim degup purnama
dimana malam menyumpal mimpi
tak ada lagi suara anak anak kecil
bermain jengket seperti tadi pagi
Jakarta – 150906
0 Comments:
Post a Comment
<< Home