Tentang Gurindam Duabelas
Kutulis puisi baru
Tentang tanah
Tentang sejarah
Tentang gurindam yang tiada pernah punah
Tuanku,
Seperti deru kapal kayu nelayan
Seperti ombak memukul rindu dendam
Seperti bayi kembar yang di takdirkan
Hidup di lautan
Pesan cinta yang engkau titahkan
Adalah sebuah tiang bagi anak anak
Bagi pengembala yang memberi makan ternak ternak
Dan mampuslah pendusta yang menduakan cinta
Menghapus pesan, melangkahi anjuran
Entah apa imbalan bagi kaumnya
Yang memecut punggung rakyat
Hingga memar, hingga berdarah darah
Tuanku,
Mari kita baca kembali
Agar tanah sendiri mengerti
Tentang cinta dan kehidupan
Tentang duabelas pesan yang dipanggil gurindam
* Dimuat di Riau Pos Januari 2007
0 Comments:
Post a Comment
<< Home