Thursday, August 07, 2008

Tukang Parkir dan Seekor Naga di Kakinya

suatu pagi
di pasar kebalen

huruf-huruf kehidupan
menulis nasibnya masing-masing
begitu lincah di tulis dalam mataku
sampai ia sesak
seperti jalan raya
saling memekik murka

kulirik pundakku
ahh... penuh abu
pasti ulah semeru

lalu,
mataku mencari bulekku
sumpah!
aku benci menunggu
tapi seekor naga yang melingkar di kaki tukang parkir itu
benar-benar menggodaku
ladang otakku menjadi penuh salju

tukang parkir dengan naga di kakinya
begitu lihai mengatur puluhan roda dua
apa yang di carinya?
seperti apa wajah istrinya?
seperti apa anak-anaknya?
di mana rumahnya?
dan naga itu, siapa namanya?
sejak kapan mereka berjumpa?
mereka begitu mesra

lamunanku menjadi benderang
ketika satu suara si pengemis buta
jatuh ke dalam lubang telinga



mdmlg.060808

1 Comments:

Blogger Cangkang said...

Terlalu lama aku menggenggam gundah, sekian persen dari nyawaku tidak berada ditempat karenanya, mungkin aku hitam, tapi kehitaman ini juga karena aku manusia, dan tiada sempurna.
Mila, Maaf atas semua salah2ku yah.... mungkin kita bisa bertukar ide dan puisi disini.

http://berbagipuisi.blogspot.com

6:07 AM  

Post a Comment

<< Home