Di Atas Selembar Sajada
Berkali waktu aku tersipu
Bercakap tak henti
Sering terisak
Bebulir doa tersangkut pipi
Sebuah kereta kuda dengan lampion dua
Mengantar perbedaan
Kita memang tak sepadan
Aku hamba kecil Engkau Tuan besar
Aku maju Engkau maju
ini sajada bukan lahan perang
Bibirku menebal
Beribu sajak terjungkal
Ini malam kembali mengembang
Mata berceria ceria
Kita bermuka muka
Satu meja dengan cangkir kopi kental
Engkau tiup tujuh balatentara
Merangkai pinta hamba
Aku terperanjat
Meloncat,
Dalam bilik kukemas bunga
Yang Engkau kirimkan baru saja
Telingaku menggigil
Merasuk hati tuk menggelar pagi
Dalam bentangan sajada ini
Kukirim jemputan kepada Tuan
“wahai Tuhan besar,
sajak hamba Tuan dengar
kini hamba tahu jalan”.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home