Klenting Kuning
kulukis langit dengan matamu
biru cahya rumpun seroja
kabut putih serupa awan
bermain ayunan
kurasa
kita telah ternoda
oleh waktu yang cemburu
klenting kuning,
hanya kau yang mampu memungutku
tak pula penyu yang telah merawani pipimu
atau dera rayu kakak-kakakmu
sungai ini
menjadi saksi
ketika jatung bergetar
mendekap erat bundar kepalamu
...dan lembar kupingmu
menjadi gagu
saat detak jatungku menjalar
memenuhi lapang dadaku
Klenting kuning,
rinduku tak pernah usai
melandai pucuk-pucuk akasia
hingga gugur dilayang daun
terhempas di atas batu nisanku
di pelataran senja keemasan
Ihuru – 130806
1 Comments:
puisi yang sangat meyentuh di hati..
untaian kata indah dari pena yang tergenggam erat pada tangan sang penulis menari gemulai diatas kertas "klenting kuning"
:)
Post a Comment
<< Home