Monday, August 27, 2007

Klenting Kuning

kulukis langit dengan matamu
biru cahya rumpun seroja
kabut putih serupa awan
bermain ayunan
kurasa
kita telah ternoda
oleh waktu yang cemburu


klenting kuning,
hanya kau yang mampu memungutku
tak pula penyu yang telah merawani pipimu
atau dera rayu kakak-kakakmu


sungai ini
menjadi saksi
ketika jatung bergetar
mendekap erat bundar kepalamu
...dan lembar kupingmu
menjadi gagu
saat detak jatungku menjalar
memenuhi lapang dadaku


Klenting kuning,
rinduku tak pernah usai
melandai pucuk-pucuk akasia
hingga gugur dilayang daun
terhempas di atas batu nisanku
di pelataran senja keemasan

Ihuru – 130806

1 Comments:

Blogger lemoncookies said...

puisi yang sangat meyentuh di hati..
untaian kata indah dari pena yang tergenggam erat pada tangan sang penulis menari gemulai diatas kertas "klenting kuning"
:)

8:37 PM  

Post a Comment

<< Home