Kulihat Namaku di Antaranya
Luka,
Kini aku mengenalmu
Ketika engkau menjala di ujung langit raya
Pedih perih engkau bawa
Mengarung kian rasa
Hingga angin engkau gulung sempurna
Darah,
Aku berdarah
Tumpah ruah
Sampai tulang-tulang terbelah
Tangisku barah
Dalam aspal selembar rambutku terbenam muram
Dihimpit daging-daging terbakar
Entah siapa, tak satu kukenal
Tubuhku berjalan seorang
Mencari tangan dan kepala
Tercibir bau anyir darah
Yang menguap dari mulut pemabuk
O, pemabuk itu mengangkat botol-botol birnya
Bersorak sorai
Menciumi patung berhala bagai kemenangan
Bagai semilir wangi kembang dalam musim semi pendosa
Kini, telah kujumpa tangan dan kepalaku
Tangan layu juga kepala yang tersipu
Orang-orang sibuk membacakan mantra untukku
Juga biksu, juga pendeta
Dan pedanda dengan udeng di kepalanya
Bagai gelombang pasang memandikanku
Mensucikan aku dari dosa semu
Namun begitu terkejutnya mereka
Ketika aku mendekat dengan wajah penuh tanya
sebenarnya ada apa?
Tentu saja aku terluka
Tiada kata yang menjawab tanya
Di sepanjang kuta
Di dinding berdarah
Jerit panik korban angkara murka
Kulihat namaku di antaranya
Tpi feb07
0 Comments:
Post a Comment
<< Home