Tuesday, August 28, 2007

Kulihat Namaku di Antaranya

Luka,
Kini aku mengenalmu
Ketika engkau menjala di ujung langit raya
Pedih perih engkau bawa
Mengarung kian rasa
Hingga angin engkau gulung sempurna


Darah,
Aku berdarah
Tumpah ruah
Sampai tulang-tulang terbelah
Tangisku barah
Dalam aspal selembar rambutku terbenam muram
Dihimpit daging-daging terbakar
Entah siapa, tak satu kukenal


Tubuhku berjalan seorang
Mencari tangan dan kepala
Tercibir bau anyir darah
Yang menguap dari mulut pemabuk


O, pemabuk itu mengangkat botol-botol birnya
Bersorak sorai
Menciumi patung berhala bagai kemenangan
Bagai semilir wangi kembang dalam musim semi pendosa


Kini, telah kujumpa tangan dan kepalaku
Tangan layu juga kepala yang tersipu
Orang-orang sibuk membacakan mantra untukku
Juga biksu, juga pendeta
Dan pedanda dengan udeng di kepalanya
Pula imam dengan Yasin yang menggelinding dari bibir
Bagai gelombang pasang memandikanku
Mensucikan aku dari dosa semu


Namun begitu terkejutnya mereka
Ketika aku mendekat dengan wajah penuh tanya
sebenarnya ada apa?
Tentu saja aku terluka
Tiada kata yang menjawab tanya


Di sepanjang kuta
Di dinding berdarah
Jerit panik korban angkara murka
Kulihat namaku di antaranya


Tpi feb07


0 Comments:

Post a Comment

<< Home