Pada Selembar Angin
kutulis surat
pada selembar angin
biar rindu tersambung
mengetuk pintu rumahmu
yang beratap jerami
semut-semut nakal ini mencibirku
ketika aku merunduk di balik ladang jagungmu
mengintai pintumu, meningkahi parasmu
saat kau jemput suratku pada daun pintu
ah, begitu indah jarimu membuka lembar suratku
jiwaku mengeras, sekejap dadaku menjadi buta
kau meniduriku begitu rupa
aku,kau, menggelepar
dan ladang jagung ini
berubah menjadi ladang ganja
aku kecanduan seulam cinta
begitulah hawa
lamunku tentang surat
yang kugurat pada selembar angin
masihkan ia berlayar
atau sudah berlabuh
dalam landai tanganmu
:duh, jantungku berdegup-degup!
0 Comments:
Post a Comment
<< Home